Muslim Myanmar Lewati Idul Fitri dalam Suasana Duka, Dahsyatnya Gempa hingga Hancurkan Banyak Masjid

Anton Suhartono
Umat Islam Mandalay, Myanmar, melewati Idul Fitri 1446 H dalam suasana duka mendalam pasca-gempa dahsyat M7,7 (Foto: Irrawaddy)

MANDALAY, iNewsPortalAceh.id – Kisah Umat Islam Myanmar, khususnya di Kota Mandalay, melewati Idul Fitri 1446 H, Senin (31/3/2025), dalam suasana duka mendalam.

Wilayah mereka porak-poranda diguncang gempa dahsyat bermagnitudo 7,7, menghancurkan banyak masjid dan merenggut puluhan nyawa.

Gempa terjadi pada Jumat pukul 12.50 waktu setempat saat masjid dipenuhi jemaah untuk melaksanakan Salat Jumat.

Banyak dari mereka yang meninggal karena tertimpa bangunan masjid. Bencana itu berlangsung hanya 3 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Ratusan umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri dalam suasana duka mendalam.

Salat juga tak bisa dilakukan di dalam masjid karena bangunannya hancur dan terlalu bahaya untuk digunakan. Mereka melaksanakan Salat Id di jalanan, seberang masjid.

Para Muslimah tidak mengikuti salat, namun datang ke lokasi dengan mengambil tempat di belakang barisan salat, tak kuasa menahan tangis saat doa dipanjatkan khatib.

Air mata dan emosi tak tertahankan. Lokasi mereka salat tepat di depan masjid yang ambruk saat gempa terjadi. Sedikitnya 20 orang tewas tertimpa menara dan bagian bangunan lainnya.

Tangisan memecah keheningan pagi yang syahdu, saat khatib mendoakan para korban meninggal dalam gempa dahsyat tersebut.

“Semoga Allah memberikan kita semua keselamatan. Semoga semua saudara-saudara kita terbebas dari bahaya,” demikian lantutan doa sang khatib, seperti dikutip dari AFP, Selasa (1/4/2025).

Menara Masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah ambruk akibat gempa pada Jumat lalu, menewaskan 14 anak-anak dan dua orang dewasa.

Empat orang lainnya meninggal di Masjid Sajja Utara yang lokasi tak berjauhan. Menara di masjid itu juga runtuh menimpa jemaah. Banyak dari korban tewas itu adalah anggota keluarga Win Thiri Aung.

“Pada saat-saat normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan, hati kami riang. Tahun ini, tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya,” katanya, sambil menangis,” kata perempuan 26 tahun itu.

Dia yakin anak-anak serta semua Muslim yang diganjar dengan surga oleh Allah SWT.

“Ini ujian dari Allah. Ini pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kita perlu lebih banyak berdoa,” ujarnya.

Aung Myint Hussein, kepala Dewan Kehormatan Masjid Sajja Utara, mengatakan situasi Idul Fitri kali ini sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi.

“Kami ketakutan saat melihat kehancuran. Rasanya seluruh hidup kami hancur oleh serangkaian gempa dan ketakutan ini," ujarnya.

Selain korban tewas di masjid saat bencana terjadi, beberapa Muslim lainnya meregang nyawa saat sedang beraktivitas. Enam orang tewas ketika sebuah toko makanan ambruk.

Begitu pula dua orang lainnya yang meninggal di sebuah restoran. Warga lainnya Sandar Aung mengatakan, putraya yang berusia 11 tahun, Htet Myet Aung, meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Dia tertimpa menara masjid saat Salat Jumat. “Saya sangat sedih. Anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri,” kata pria 37 tahun itu sambil menangis, seraya mengenang baju Lebaran yang sudah dibelinya untuk Htet.

Editor : Jamaluddin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network