LHOKSEUMAWE, iNewsPortalAceh.id- Memastikan bahwa setiap unit bisnis beroperasi dengan standar keselamatan dan tata kelola yang tinggi.
VP Subsidiary Risk Pertamina (Persero) Bonafisius Harson Muryanto melakukan Management Walk Through (MWT) ke anak perusahaan Pertamina yang ada di Lhokseumawe, Aceh.
Yaitu PHE NSO yang merupakan satu-satunya operasi hulu migas lepas pantai Pertamina di Sumatra, Selasa 10 Juni 2025.
PHE NSO merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 yang terletak di lepas pantai timur laut Sumatra, tepatnya di Selat Malaka, Provinsi Aceh.
Wilayah kerjanya mencakup area seluas 3.633 km² yang kini memproduksikan gas sebesar 17,8 MMscfd dan kondensat sebesar 10 BBLS.
Basis operasi darat (onshore support) PHE NSO berada di Lhokseumawe.
Pengelolaan lapangan offshore tentu memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal teknis, biaya, teknologi, tenaga kerja serta tantangan keselamatan.
VP Subsidiary Risk Pertamina Bonafisius menekankan tiga hal penting sebagai koridor pendekatan.
“Pertama, HSSE. Aspek health, safety, security and environment ini harus menjadi target. Kedua, legacy bisnis dan yang terakhir adalah bisnis yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Kredibilitas perusahaan tak hanya diukur dari produksinya saja, sebab produksi bisa mengalami penurunan alami namun tingkat keselamatan harusnya justru berstandar makin tinggi.
Indikatornya adalah jam kerja selamat, tidak ada kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja (zero LTI), penerapan standar K3 yang terverifikasi/teraudit, TRIR (Total Recordable Incident Rate) menurun dan LTIFR (Lost Time Injury Frequency Rate) semakin rendah.
Lebih lanjut, mengenai business legacy, Bonafisius menyinggung konsep Building Legacy while transforming green energy yang digaungkan Pertamina ke seluruh anak perusahaannya.
Tugas dari negara untuk menjaga ketahanan energi juga dibarengi tugas moral untuk menjadi penggerak ekonomi.
Sementara itu, Pertamina juga agresif melakukan transformasi ke energi bersih untuk bisnis yang berkelanjutan.
Manager PHE NSO Heri Prayogo dalam pemaparannya menyebutkan dalam aspek HSSE, PHE NSO telah mencatatkan 13.040.568 jam kerja selamat sejak Oktober 2019 hingga Mei 2025.
Atas prestasi Nihil Kecelakaan dan konsistensi penerapan budaya K3, PHE NSO juga menerima penghargaan dari Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Aceh, Februari 2025 lalu.
“Salah satu program signifikan untuk menjaga keberlangsungan operasi adalah pemasangan anode pod guna menekan laju korosi yang menjadi ancaman utama bagi infrastruktur lepas pantai. Hal ini juga memberikan rasa aman bagi personel on board,” jelas Heri.
Pemaparan serta diskusi ini diadakan di Ruang Pertemuan Pertamina Arun Gas.
Rombongan MWT Pertamina Persero antara lain VP Government Assignment Ryrien Marisa, Manager Downstream Risk Management Awangga Gesang, Manager Policy and Business Process Muhamad Anis serta Sr Analyst II Environment Compliance Bram Widuro Aji.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait