PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id –Dalam suasana hangat peresmian gedung-gedung baru milik Kementerian Agama di Pidie Jaya, terselip suara lirih yang menggambarkan realitas keras sebuah daerah pemekaran: miskin anggaran, tapi kaya harapan.
Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, dalam sambutannya pada acara Peresmian Gedung PLHUT, Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Trienggadeng serta RKB MIN 4 Pidie Jaya, menyampaikan hal yang lebih dari sekadar seremonial.
Ia bicara soal kemiskinan struktural, keterbatasan anggaran pendidikan, dan mimpi-mimpi yang tak mampu dibiayai oleh kabupaten yang hanya memiliki APBD Rp961 miliar—menjadikannya kabupaten termiskin keempat di Aceh.
"Kami di Pidie Jaya sangat menghargai bantuan ini, tapi kami mohon lebih dari sekadar gedung. Kami butuh tangan pusat untuk membangun masa depan anak-anak kami," ujar Hasan Basri, di hadapan Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D, dan para pejabat kementerian lainnya, Jumat (18/7/2025).
Dalam kesempatan itu, Hasan menyampaikan terima kasih atas gedung baru yang akan menjadi pusat layanan haji, umrah, dan pendidikan agama.
Namun di balik itu, ia menyoroti ketimpangan besar dalam sektor pendidikan madrasah di Pidie Jaya yang terabaikan karena keterbatasan fiskal daerah.
Hasan juga mengusulkan pembangunan satu politeknik di Pidie Jaya agar anak-anak dari keluarga tak mampu bisa tetap melanjutkan pendidikan tanpa harus meninggalkan rumah.
"Kalau kuliah di Banda Aceh, mereka tak sanggup bayar sewa. Tapi kalau ada kampus di sini, mungkin bisa tinggal di rumah, sekolah tetap jalan," ujarnya, penuh harap.
Ia bahkan menyinggung sistem antrean haji yang menurutnya kurang adil, menyatakan bahwa mereka yang belum pernah naik haji harus menjadi prioritas, bukan mereka yang sudah tiga kali berangkat.
"Saya daftar haji sejak 2012, sampai sekarang belum dipanggil. Tapi ada yang naik haji dua, tiga kali. Ini bukan sekadar kuota, ini soal keadilan."
Selain itu, Hasan juga meminta kepada Rektor IAIN dan jajaran Kemenag agar anak-anak Pidie Jaya diberikan beasiswa khusus, mengingat daerah ini masih terkendala ekonomi dan minim akses pendidikan tinggi.
“Anak-anak kami pintar-pintar, Pak. Tapi lemah di ekonomi. Kalau tidak kita bantu sekarang, siapa yang akan membangun daerah ini ke depan?”
Acara peresmian gedung itu sendiri berlangsung dengan lancar, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting termasuk perwakilan dari Kemenag RI, Kanwil Kemenag Aceh, dan unsur Forkopimda Pidie Jaya.
Gedung PLHUT, Balai Nikah, dan RKB MIN 4 ini diharapkan menjadi titik awal perbaikan layanan keagamaan dan pendidikan di kabupaten tersebut.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait