get app
inews
Aa Read Next : Sri Mulyani: APBN Jangan Sampai Sakit karena...

Sri Mulyani Sebut Pemulihan Pascapandemi Tak Semulus yang Diharapkan

Rabu, 11 Januari 2023 | 05:05 WIB
header img
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, tahun 2022 bukanlah tahun yang biasa. Tak hanya itu, realita pemulihan pascapandemi ternyata tidak semulus yang diharapkan.

"So 2022 was not an ordinary time.Itu adalah waktu dimana sesudah tahun ketiga dunia dihadapkan pada pandemi, which is not yet over, dunia tadinya berharap tahun ketiga menunjukkan smooth and strong recovery, mungkin tidak across the board tapi smooth and strong recovery," ujar Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum yang digelar IBI di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Sri Mulyani menambahkan, bahwa yang terjadi dalam pemulihan setelah tiga tahun manusia 'berhibernasi' di rumah masing-masing, tiba-tiba kantor menjadi tempat yang tidak familiar.

"You need to adjust again. Saya yakin, dan karena saya waktu itu ke AS ketemu Bloomberg, Bloomberg tidak mengerti karena anak-anak muda sekarang tidak suka ke kantor, lebih suka di rumah ibunya," katanya.

Sehingga, dia menyebut memang ada generational gap. Padahal, sebelumnya kepercayaan diri telah meningkat karena adanya vaksinasi dan kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan. Ternyata, tidak semuanya kembali secara halus dan lancar.

"Karena manusia itu tidak bisa seperti listrik yang bisa di-on dan off. Sehingga ketika aktivitas terjadi tapi sisi suplai belum ada, restoran dibuka tapi rekrutmen pelayannya tidak terjadi dengan gampang, toko-toko dibuka pelayannya tidak cukup, barangnya masih stranded," tuturnya.

Begitu pula dengan permasalahan kontainer di logistik. Dalam waktu tiga tahun, ada kontainer yang di Eropa, ada yang di AS, ada yang di Asia, ada di Indonesia.

"Karena tiga tahun tidak ada traffic, demand-nya dimana suplainya dimana, kontainernya dimana," ucapnya.

Fenomena ini pun yang memicu peningkatan jumlah barang, jumlah permintaan, jumlah jasa hingga kenaikan gaji.

"Itu, fenomena yang to be very honest, di negara-negara maju, para policy makers taken aback. Mereka surprised dengan situasi itu," ujarnya.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut