PIDIE, iNewsPortalAceh.id - Tanah Rencong Aceh merupakan daerah paling ujung barat Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan dan adat istiadatnya, Provinsi Aceh di kenal dengan tegaknya syariat islam di daerah sebutan serambi Mekkah itu.
Meskipun daerah tersebut berada di ujung paling barat pulau sumatera, tanah rencong Aceh juga di kenal dengan surganya destinasi wisata menarik bagi wisawatan manca negera, selain itu Aceh juga terkenal dengan berbagai kuliner unik khasnya.
Nah, bagi anda yang sedang menjajakan kakinya di daerah serambi mekkah sebutan untuk tanah rencong Aceh ini, pastinya berliburan bersama keluarga dan sahabat jangan lupa untuk mencicipi berbagai kuliner unik dan nikmat di Aceh.
Di tanah rencong Aceh ini selain memiliki destinasi wisata yang menarik dan indah juga menyajikan berbagai kuliner unik seperti mie Aceh, Kuwah Beulanggong dan ayam tangkap serta lainnya, namun ada juga yang satu ini yaitu ikan bandeng tanpa duri.
Di Kabupaten Pidie, Aceh ada nya kuliner khas unik warga yang memproduksi ikan muloh teupeh atau ikan bandeng bebas tulang merupakan usaha salah satu ibu rumah tangga, lewat usaha tersebut ia mampu meraih cuan untuk menambah penghasilannya.
Rita, seorang ibu rumah tangga asal Desa Trueng Campli Menasah Ukee, Kecamatan Geulumpang Baro, Kabupaten Pidie, Aceh kini sukses mengeluti usaha muloh teupeh atau ikan bandeng bebas tulang di rumahnya sendiri.
Ikan muloh teupeh merupakan produksi ikan bandeng yang dicabut duri durinya, hingga setelah siap diproduksi ikan bandeng bebas dari semua duri atau tulang nya serta aman dimakan oleh segala lapisan usia.
Kuliner yang satu ini sudah berjalan sejak tahun 2017 meneruskan usaha orang tuanya belasan tahun silam, dalam sehari mampu mendapat cuan bersih sekitar lima ratus ribu rupiah dengan omzet rata-rata satu juta rupian.
Dimana proses pembuatan ikan muloh teupeh atau ikan bandeng dipukul ini cukup rumit, pertama ikan bandeng yang dibeli di pasar harus di bersihkan sisik, kemudian dibelah dari bagian atas lalu dikeluarkan semua daging ikan untuk dipisahkan semua duri atau tulang kecil nya.
Daging ikan yang sudah dipisah di bersihkan lalu dipanaskan dengan mengaduk bumbu rempah-rempah yang sudah digiling, yaitu cabe rawit, kunyit, ketumbar, bawang merah, bawang putih, bawang pre, jahe, sedikit jeruk nipis, serta santan kelapa yang sudah dimasak agar masakan tidak basi.
Kemudian seluruh daging ikan yang sudah di aduk dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan bandeng yang sudah dipisahkan tadi, hingga ikan utuh kembali.
Setelah dibalut dengan daun pisang lalu dipanggang diatas bara api dari arang tempurung serta dibolak-balik setiap 15 menit sekali agar tidak gosong (hangus) selama satu jam secara alami.
Setelah dirasa sudah matang ikan panggang diangkat untuk didinginkan beberapa menit lalu dimasukkan ke dalam kemasan siap serta siap dimakan atau dipasarkan.
Setiap hari Rita mampu memproduksi ikan bandeng bebas tulang mecapai belasan ekor ikan bandeng per ekor dijual empat puluh ribu rupiah.
Sementara itu Rita pemilik usaha muloh teupeh mengatakan proses pengolahan ikan bandeng tanpa duri ini lumayan rumit dan di lakukan hampir setiap hari untuk menambah pemasukan.
Namun apabila mendapatkan pesan banyak dia akan mengajak tetangga untuk membantu sebagai tenaga kerjanya.
Usaha muloh teupeh merupakan usaha warisan keluarga yang ia geluti sejak tahun 2017 silam, meski tanpa menggunakan bahan pengawet tapi tidak akan basi selama 7 hari.
Editor : Jamaluddin