BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id– Pemberitaan yang dilansir sejumlah media tentang pembangunan kanopi pada kios Pujasera di RTH Taman Pala, Desa Pasar, Kecamatan Tapaktuan oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menangan (Disdagperinkop dan UKM) Aceh Selatan ditanggapi oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh.
“Kami perlu menanggapi berita itu karena Kabid Perdagangan Dispagperinkop dan UKM Aceh Selatan, Mahzar yang juga PPTK pada pekerjaan tersebut seperti berburuk sangka kepada wartawan, seolah-olah wartawan bekerja atas dasar like and dislike sehingga mengeluarkan kata-kata kenapa dinas mereka saja yang dikontrol, kan banyak yang lain,” kata Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin menanggapi laporan dari Pengurus PWI Aceh Selatan maupun berita yang sudah tayang di sejumlah media.
Nasir menegaskan, pembangunan kanopi Pujasera Taman Pala Tapaktuan menjadi perhatian masyarakat karena ada hal-hal yang dinilai aneh (kejanggalan), seperti besaran anggaran yang mencapai Rp 840 juta namun bangunannya hanya berupa tenda (kanopi) untuk parkir kendaraan roda dua dan roda empat.
“Bangtunan (kanopi) itu bukan untuk tempat pengunjung menikmati makanan dan minuman tetapi untuk tempat parkir kendaraan. Seharusnya kan lebih bermanfaat jika dibangun toilet umum yang memadai di sekitar RTH,” kata seorang warga sebagaimana dikutip media.
Namun, anggapan bahwa bangunan itu untuk lokasi parkir dibantah oleh Kabid Perdagangan yang juga PPTK pada proyek tersebut, Mahzar.
“Bangunan kanopi itu untuk melindungi dari panas, bahannya membrane kayak masjid raya, bukan terpal. Sumber dana dari DOKA 2024 (Rp 840 juta), itupun belum dibayar,” kata Mahzar.
Dalam penilaian Ketua PWI Aceh, sampai tahap ini wartawan sudah menjalankan tugasnya secara benar, yaitu menerima laporan dari masyarakat dan mengonfirmasikan kepada pejabat terkait.
Namun, lanjut Nasir yang tidak benar adalah munculnya pertanyaan dari sang pejabat yang terkesan berprasangka buruk kepada wartawan yang menjalankan tugas.
Untuk diketahui, kata Ketua PWI Aceh, wartawan bekerja secara profesional untuk menjawab keingintahuan publik, apalagi terkait proyek yang menggunakan uang negara.
“Karena ada laporan tentang kejanggalan pekerjaan yang dilaksanakan, maka wartawan mengonfirmasikan laporan itu sekaligus memastikan kondisi proyek di lapangan. Soal kenapa yang dikontrol hanya proyek kanopi, itu hanya soal waktu, karena yang lain pun tetap dalam pengawasan,” ujar Nasir.
Ketua PWI Aceh berharap Pj Bupati Aceh Selatan bisa mengingatkan pejabat yang terkait dengan urusan publik agar lebih bijak dalam menanggapi setiap persoalan dan menghargai tugas pihak lain, termasuk wartawan yang menjalankan fungsi kontrolnya.
Editor : Jamaluddin