get app
inews
Aa Text
Read Next : Sudah Dirazia Polisi, Tambang Ilegal di Linge Ternyata Masih Beroperasi

Warisan Legenda dan Potensi Pariwisata yang Terlupakan di Aceh Tengah

Jum'at, 25 April 2025 | 10:56 WIB
header img
Warisan Legenda dan Potensi Pariwisata yang Terlupakan di Aceh Tengah.(Dok Piana).

TAKENGON, iNewsPortalAceh.id – Di tengah sunyinya perbukitan Desa Penarun, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, berdiri sebuah batu besar yang menyimpan kisah penuh misteri.

Batu ini dikenal masyarakat sebagai Batu Belah (Atu Belah) dalam bahasa Gayo yang tak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga menjadi pusat legenda yang hidup dalam ingatan turun temurun masyarakat setempat.

Batu Belah bukan sekadar objek wisata biasa.

Ia adalah bagian dari warisan budaya Aceh Tengah yang sarat akan nilai spiritual dan kisah tragis yang menegangkan.

Legenda yang beredar menyebutkan bahwa batu ini mampu "menelan" siapa saja yang datang dengan niat buruk atau hati yang dipenuhi kesedihan.

Cerita bermula dari sebuah keluarga miskin. Sang ayah dikenal sebagai sosok keras, sementara istrinya adalah wanita sabar yang mengurus anak-anak mereka.

Suatu hari, anak sulung mereka merasa kelaparan dan meminta makanan. Ibunya lalu menyuruh sang anak mengambil belalang kering hasil buruan ayahnya yang disimpan di lumbung padi (keben).

Namun, karena lupa menutup keben, pertengkaran pun pecah antara orang tua. Merasa sedih dan tak tahan dengan pertikaian, sang ibu akhirnya memutuskan pergi ke hutan, menggendong bayinya dalam pelukan.

Ia tiba di hadapan Batu Belah dan mulai menyanyikan sebuah lagu kuno, yang konon dilarang dinyanyikan di tempat itu.

"Atu belah atu betangkop, kerang kerop, ini nge sawah jannyingku si ngelalu kerangkrop, aku gereneh sanggup muhadapi ujien," Lagu itu menggema di tengah sunyi, dan tiba-tiba petir menyambar langit.

Batu besar itu pun terbelah perlahan, mengeluarkan suara gemuruh dari dalam. Sang ibu melangkah masuk ke dalam lorong gelap di batu itu, dan lenyap tanpa jejak.

Hanya sisa-sisa rambutnya yang kemudian ditemukan di depan Batu Belah menjadi saksi bisu dari kisah pilu itu.

Kini, Batu Belah cocok menjadi tempat yang kerap dikunjungi wisatawan, bukan hanya karena keindahan alam sekitarnya, tapi juga karena kisah legendaris yang menyelimutinya.

Pemandangan yang hijau, udara pegunungan yang sejuk, dan ketenangan desa membuat tempat ini cocok untuk pelarian dari hiruk-pikuk kota.

Sayangnya, pada saat ini Jumat (25/04/2025), Batu Belah mulai kehilangan gaungnya.

Jumlah pengunjung menurun drastis, membuat lokasi ini kembali sepi seperti dulu. Padahal, dengan kekayaan budaya dan keindahan alam yang dimilikinya, Batu Belah punya potensi besar sebagai destinasi wisata sejarah dan spiritual yang unik.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut