Tari Saman Bikin Geger Kanada, Penonton di Edmonton Heritage Festival Terpukau Gerakan Kilat Penari

EDMONTON, iNewsPortalAceh.id – Dentuman tepuk tangan, tubuh yang bergerak kompak bak gelombang, dan gerakan tangan secepat kilat membuat ratusan pengunjung Edmonton Heritage Festival 2025 di Kanada terhipnotis.
Tari Saman asal Aceh kembali membuktikan pesonanya di panggung internasional.
Festival lintas budaya terbesar di Alberta yang diikuti 90 negara itu mendadak riuh ketika 10 penari dari Sundara Grup tampil di depan paviliun Indonesia.
Penonton, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tak henti mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen tersebut.
“Luar biasa, ini tarian yang sangat indah. Walau mereka duduk di lantai, tapi visualisasinya seperti menonton koreografi besar. Gerakan tangannya cepat, sinkron, dan penuh energi,” kata Luke (36), warga Edmonton yang ikut terpukau.
Tak hanya penonton, para penari sendiri juga merasakan kebanggaan mendalam. Almirajwa Nasution, siswi SMA Jasper Place Edmonton, menyebut kunci utama Tari Saman ada pada kekompakan.
“Kalau gerakan dan tepuk tangan tidak sama, tarian ini langsung kehilangan ruhnya. Jadi kami harus benar-benar satu jiwa,” ucapnya.
Menariknya, meski tarian ini berasal dari Tanah Gayo, Aceh, sebagian besar penarinya bukan berdarah Aceh. Salah satunya Adella, yang justru keturunan Ambon.
“Awalnya kami dilatih oleh Pak Eko dari KJRI Vancouver. Sejak 2008 kami rutin tampil, bahkan sampai sekarang generasi penarinya terus berganti. Yang bikin bangga, walau tidak ada yang asli Aceh, kami tetap bisa membawa semangatnya,” jelasnya.
Presiden Edmonton Indonesia Community Association (EICA), Elfa Ramadan, menegaskan Tari Saman sudah jadi “duta budaya” yang paling ditunggu di berbagai festival.
Sundara Grup, sanggar tari di bawah EICA, bahkan sudah menerima undangan tampil di Indo Festival KJRI Vancouver bulan ini dan juga acara budaya di Hong Kong pada September mendatang.
“Kami sudah malang melintang di panggung internasional, dari komunitas India, Filipina, Meksiko hingga Kanada. Antusiasme selalu tinggi. Tapi kami berharap dukungan pemerintah Indonesia bisa lebih besar, terutama soal kostum, karena sebagian sudah usang,” ungkapnya.
Sebagai catatan, Tari Saman yang diciptakan ulama asal Gayo, Syekh Saman, sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia.
Editor : Jamaluddin