Pengibaran Bendera Raksasa di Bur Kelieten: Simbol Nasionalisme dan Perlawanan terhadap Pembalakan

TAKENGON, iNewsPortalAceh.id – Ratusan mahasiswa dan pemuda dari berbagai komunitas pecinta alam mengibarkan bendera Merah Putih raksasa berukuran 17x8 meter di kawasan Bur Kelieten, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.
Aksi yang berlangsung pada 15–17 Agustus 2025 ini digagas oleh MAHAGAPA (Mahasiswa Gajah Putih Pecinta Alam) bersama tokoh pemuda Desa Nosar dan lima desa sekitarnya.
Ketua Umum MAHAGAPA, May Deni Syaputra alias Kapsel, menegaskan bahwa pengibaran bendera di puncak Bur Kelieten bukan hanya seremoni nasionalisme, tetapi juga protes keras terhadap maraknya penebangan liar di hutan lindung kawasan tersebut.
“Ini bentuk pelestarian warisan leluhur yang juga tertuang dalam lirik lagu Tawar Sedenge. Sekaligus, protes kami kepada pelaku illegal logging. Kami mendesak pemerintah bertindak tegas menghentikan kerusakan hutan Bur Kelieten,” ujar Kapsel, Senin (18/8/2025).
Simbol Perlawanan Lokasi pengibaran bendera dipilih secara khusus sebagai tanda perlawanan terhadap perusakan alam. Bagi warga Nosar dan komunitas pecinta alam, hutan Bur Kelieten bukan sekadar kawasan hijau, melainkan bagian dari identitas budaya dan sumber kehidupan.
Kegiatan ini juga menjadi ajakan terbuka bagi publik agar tidak tinggal diam melihat kerusakan hutan terus berlangsung.
Dukungan Komunitas Acara berlangsung meriah dengan dukungan ratusan peserta, komunitas pecinta alam dari berbagai daerah di Aceh, serta warga lima desa pemukiman Nosar: Bele Nosar, Mude Nosar, Bamil Nosar, Kejurun Syah Utama, dan Mengaya.
Dengan semangat gotong royong, warga dan mahasiswa bersama-sama mendaki dan mengibarkan Merah Putih raksasa.
Editor : Jamaluddin