SUBULUSSALAM, iNews.id- Sebanyak 50 orang peserta undangan yang terdiri dari unsur masyarakat sekitar areal HGU PT. Asdal primalestari, unsur pemerintah dinas terkait Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nasional dan Global, mitra perusahaan dan akademisi menghadiri acara konsultasi publik yang digelar oleh PT. Asdal Prima Lestari dan Yayasan Inisiatif Berkelanjutan Indonesia pada hari Rabu 6 Juli 2022 di Hotel Hermes One.
Acara yang ini dibuka oleh Walikota Subulussalam yang diwakili oleh asissten III pemko Subulussalam.
Rangkaian acara dipandu dengan menarik oleh Duta Lingkungan Hidup Kota Subulussalam 2022.
Dalam sambutan walikota disampaikan bahwa secara landskap bentang alam, kota Subulussalam memiliki hamparan sumberdaya alam dan hutan yang beragam.
Selain areal berhutan yang masih banyak dijumpai di kota subulussalam, juga sering dijumpai hamparan perkebunan kelapa sawit dan komoditi pertanian serta perkebunan lainnya.
Saat ini komoditi kelapa sawit menjadi komoditi unggulan dan utama di kota subulussalam sebagai sumber pendapatan masyarakat.
General Manager PT. Asdal Primalestari H. syahrul, menyatakan bahwa Kajian Nilai Konservasi Tinggi Atau Disingkat Nkt Yang Dilakukan Oleh PT. Asdal Prima Lestari Dilakukan Dalam Rangka Komitmen PT. Asdal Primalestari Dalam Memenuhi Persyaratan Peraturan Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Ispo) Sesuai Dengan Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2020 Dan Peraturan Menteri Pertanian No.38 Tahun 2020.
Proses Kajian Nkt Ini Terselenggara Atas Kerjasama Pemko Subulussalam - Pt. Asdal Prima Lestari Dan Yayasan Inisiatif Berkelanjutan Indonesia.
Paparan Materi Konsultasi Publik disampaikan oleh M.Nasir, S.Hut, M.Si selaku ketua tim asessment Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT).
Untuk mensinergikan antara fungsi kawasan lindung dan konservasi dengan kawasan budidaya serta kawasan peruntukan lainnya, maka perlu suatu cara atau metode pendekatan untuk mendukung pengelolaan dan pemantauan kawasan-kawasan tersebut.
Pendekatan NKT (nilai konservasi tinggi) ini menjadi penting untuk digunakan sebagai salah satu cara untuk mendukung tata ruang wilayah di kota subulussalam.
Areal bernilai konservasi tinggi merupakan areal/hamparan yang memiliki nilai konservasi keanekaragaman hayati, jasa lingkungan dan hutan, sumber kebutuhan dasar yang tidak tergantikan dan situs budaya sosial masyarakat setempat.
Pada pertemuan ini masyarakat desa dan seluruh peserta konpub turut aktif dalam memberikan input untuk kelengkapan Studi NKTyang dilakukan.
Masyarakat amat mengetahui bahwa pada beberapa lokasi di areal kebun asdal merupakan wilayah jelajah bagi habitat satwa kunci seperti harimau. Masyarakat juga berharap bawha komunikasi yang terbangun antara perusahaan dengan masyarakat semakin baik kedepannya.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait