Portugis yang ingin menguasai Selat Malaka selalu mendapat perlawanan dari pasukan Aceh. Lonceng Cakra Donya menjadi alat penabuh aba-aba bagi pasukan Iskandar Muda untuk menyerang.
Kagum dengan kekuatan Cakra Donya, Portugis menjuluki armada tersebut dengan Espanto del Mundo, artinya “Teror Dunia.” Dari kapal perang, lonceng Cakra Donya kemudian berpindah tempat ke depan Masjid Raya Baiturrahman yang dulu berada dalam area Darul Dunia atau kompleks istana Kerajaan Aceh.
Lonceng ini sering dibunyikan ketika sultan ingin mengumpulkan pegawai istana untuk memberi pengumuman.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait