PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Suhu politik lokal mendadak panas setelah video Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, emosi di depan puluhan tenaga non-ASN dalam forum audiensi di ruang rapat Setdakab viral di media sosial.
Ledakan emosi itu dipicu dugaan “jalur istimewa” bagi anak mantan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) yang disebut-sebut lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Isu ini langsung memantik perdebatan sengit di kalangan warga. Warganet menuding ada praktik nepotisme, sementara pihak Disporapar Pidie Jaya buru-buru memberi klarifikasi.
Sekretaris Disporapar, Tarmizi, M.Pd., menegaskan tidak ada permainan belakang.
Menurutnya, anak mantan kadis yang dimaksud hanyalah petugas jaga anjungan Pidie Jaya di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
“Aidil Aqsa sudah bertugas sejak 2020, disusul adiknya Aulia FIF pada 2021. Mereka diangkat sebagai tenaga bakti dengan SK dinas, bukan karena koneksi keluarga,” tegas Tarmizi, Rabu (17/9/2025).
Tarmizi memaparkan, penjaga anjungan bukanlah jabatan mentereng. “Honornya hanya sekitar Rp750 ribu per bulan. Ada yang jaga stadion, waterboom, atau lokasi wisata lain—gajinya bahkan Rp500 ribu. Semua mengikuti mekanisme seleksi, tidak ada pintu belakang,” ujarnya.
Ia menambahkan, dari 31 tenaga honorer yang diusulkan ke PPPK paruh waktu Disporapar, hanya 16 yang lolos.
“Ada yang gugur karena sakit, ada yang menolak ikut ujian di Banda Aceh, bahkan ada yang sudah terlalu tua,” katanya.
Meski penjelasan sudah dilontarkan, riak ketidakpercayaan publik belum mereda.
Video kemarahan Hasan Basri terus dibagikan, memicu komentar pedas soal transparansi rekrutmen PPPK.
Di sisi lain, sejumlah tokoh masyarakat meminta Bupati dan DPRK segera menelusuri dugaan penyimpangan agar kisruh tak merembet ke Pilkada mendatang.
Drama “anak pejabat lolos PPPK” pun kini menjadi bola panas di Pidie Jaya—memaksa pemerintah daerah untuk bergerak cepat meredam gelombang kritik sebelum api polemik kian membesar.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait
