ACEH SELATAN, iNewsPortalAceh.id — Kordinator Forum Peduli Aceh Selatan (For -PAS ) menyoroti dugaan praktik pemborosan Dana Desa melalui program yang dinilai tidak bermanfaat dan berpotensi menjadi ladang bisnis terselubung bagi pihak tertentu.
Koordinator For - PAS, T. Sukandi, mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena berulangnya rencana program yang dinilai tidak efektif, termasuk pengadaan buku pustaka desa yang terjadi dua tahun berturut-turut.
“Miris memang, Program-program yang seharusnya memberdayakan masyarakat justru seolah menjadi cara sistematis untuk menguras Dana Desa di Aceh Selatan,” ujar Sukandi kepada iNews, Jumat (10/10/2025) siang.
Menurutnya, pada Tahun Anggaran (TA) 2024, sebanyak 260 desa di Kabupaten Aceh Selatan telah menerima program pengadaan buku pustaka desa dengan nilai Rp6 juta per desa, atau total Rp1,56 miliar.
Namun ironisnya, kata Sukandi, pada TA 2025, pemerintah kabupaten aceh Selatan kembali merencanakan program serupa dengan nilai dan rekanan yang sama.
“Setelah kami investigasi, buku-buku yang disebut sebagai ‘jendela dunia’ itu ternyata hanya menjadi sarang debu di rak kantor desa. Tidak ada pemanfaatan nyata, tidak dibaca, bahkan banyak yang masih terbungkus plastik,” ungkapnya dengan nada geram.
Ia menilai, fenomena ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap penggunaan Dana Desa yang seharusnya berorientasi pada pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat.
Sebaliknya, banyak kegiatan justru diduga berorientasi bisnis seperti bimtek, studi banding, pengadaan website, hingga pengadaan buku—yang menurutnya, “tak memberi dampak apa-apa selain laporan pertanggungjawaban di atas kertas.”
“Dana Desa selama ini banyak terkuras untuk program akal-akalan dari kabupaten. Kalau dibiarkan, praktik ini akan terus membuka celah korupsi,” tegasnya.
Dalam nada satir, Sukandi bahkan menyindir, “Jangan-jangan nanti ada program pengadaan alat penyaring udara akibat kentut—semuanya bisa dijadikan proyek asal ada dana.”
Ia berharap aparat pengawas dan penegak hukum turun tangan mengaudit setiap program yang bersumber dari APBN, APBA, maupun APBK agar tidak lagi terjadi pemborosan uang negara dengan dalih pembangunan desa.
Sementara itu, sumber internal yang enggan disebut namanya mengonfirmasi bahwa proses transfer dana pengadaan buku memang sedang berlangsung, dan bahkan ia mengirimkan daftar pembelian buku tahun lalu kepada “Kalau sekarang baru tahap transfer ,” ujarnya singkat.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait