ACEH TENGAH, iNewsPortalAceh.id - Seorang petani kopi di Aceh Tengah, Armiyadi, mengadopsi sistem tanam pagar dalam usahanya untuk meningkatkan hasil produksi kopi arabika gayo yang terkenal.
Inspirasi Armiyadi datang dari negara Brazil, yang dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia.
Armiyadi, yang memiliki lahan seluas 2 hektar di kampung Atu Tulu, Kecamatan Bebesen, kini sedang melakukan percobaan dengan sistem tanam pagar pada tanaman kopi arabika gayo.
Dalam percobaannya, Armiyadi membagi lahan menjadi dua hektar untuk mengembangkan model tanam baru ini.
"Saya menggunakan sistem tanam pagar di lahan ini. Satu hektar telah mulai berbuah, dan saya menanam kopi dengan jarak tanam 80 x 80 cm untuk satu batang kopi dengan jarak baris sebesar 3,75 meter. Dalam satu hektar, terdapat sekitar 3300 batang kopi," ungkap Armiyadi, Kamis, 6 Juli 2023.
Di hektar lainnya, Armiyadi menerapkan jarak tanam yang sedikit berbeda. "Saya menanami satu hektar lainnya dengan jarak tanam 80 x 80 cm untuk satu batang kopi, namun dengan jarak baris sebesar 3 meter. Hasilnya, di dalam satu hektar ini terdapat sekitar 4000 batang kopi," tambah Armiyadi.
Melalui inovasi ini, Armiyadi berharap dapat meningkatkan hasil produksi kopi arabika gayo yang merupakan salah satu varietas kopi unggulan Indonesia.
Dengan menyesuaikan jarak tanam dan jarak baris, Armiyadi berharap dapat mencapai pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan mengoptimalkan penggunaan lahan yang tersedia.
Kopi arabika gayo dari Aceh Tengah terkenal dengan cita rasa yang khas dan kualitasnya yang tinggi. Kopi ini telah mendapatkan pengakuan internasional dan menjadi primadona di pasar kopi global.
Dengan adanya inovasi seperti sistem tanam pagar, diharapkan produksi kopi arabika gayo akan semakin meningkat, membawa keberhasilan bagi petani kopi Aceh Tengah, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kopi terkemuka di dunia.
Editor : Jamaluddin