GAYO LUES, iNewsPortalAceh – Di tengah kepungan longsor dan sunyinya Desa Ekan yang terisolasi, deru mesin helikopter Caracal milik TNI Angkatan Udara adalah suara yang paling dinanti.
Namun, pada Selasa siang itu, bukan hanya logistik yang berpindah tangan, melainkan sebuah pesan cinta yang tulus dari rakyat untuk para penjaganya.
Kecamatan Pining saat ini ibarat pulau di tengah daratan. Jalur darat terputus total saat banjir Aceh, meninggalkan warga dalam ketidakpastian. Satu-satunya penyambung nyawa mereka adalah jalur langit. Di bawah langit Gayo yang tak menentu, para awak helikopter bertaruh waktu menembus awan demi mengantar 1.000 kilogram bantuan.
Namun, ada sebuah pemandangan yang membuat tenggorokan para prajurit terasa tercekat. Saat mesin helikopter masih menderu dan debu beterbangan, beberapa warga desa mendekat dengan langkah ragu namun pasti. Di pundak mereka, terpikul beberapa butir durian hasil bumi mereka sendiri.
Di tengah kondisi sulit dan stok pangan yang menipis, warga Desa Ekan justru memilih untuk berbagi. Tanpa upacara formal, tanpa pidato panjang, durian-durian itu diserahkan kepada para awak helikopter.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta