get app
inews
Aa Read Next : Negara Malaysia Siaga Tinggi Usai Tangkap Pria Israel Diduga Agen Mossad, Raja dan PM Dijaga Ketat

Masih Tembus Rp100.000/Kg, Harga Cabai Diprediksi Normal di Agustus

Kamis, 23 Juni 2022 | 15:47 WIB
header img
Ilustrasi cabai rawit merah. (Foto: dok iNews)

MEDAN, iNews.id - Harga cabai di sejumlah wilayah di Sumatera Utara masih tinggi. Bahkan di Kota Medan, harga cabai rawit merah menembus Rp100.000/Kg.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Barita Sihite, mengatakan harga cabai diprediksi akan kembali normal di Agustus 2022.

Hal itu, seiring masa panen di sentra pertanian cabai di Sumatera Utara.

Menurut dia, tingginya harga cabai yang terjadi sebulan terakhir disebabkan pasokan yang masih minim. Saat ini, sentra-sentra pertanian cabai belum memasuki masa panen, hingga mengurangi pasokan ke pasar.

"Sentra produksi cabai merah di Sumut masih sedang dalam masa tanam baru. Sedangkan pasokan dari luar Sumut juga ketat akibat masa panen di daerah pemasok yang sudah berakhir," kata Barita, Kamis (23/6/2022).

Dia menjelaskan, kebutuhan cabai rawit merah di Sumut sebanyak 13.297 ton per bulan. Saat ini, harga cabai rawit merah dijual di kisaran Rp90.000/kg hingga Rp100.000/kg.

Padahal biasanya harga cabai rawit merah dijual Rp40.000/Kg. "Harga cabai rawit merah yang terjadi di bulan Juni tercatat paling tinggi sejak Januari tahun ini. TPID Sumut terus melakukan berbagai upaya untuk menekan harga cabai merah itu,” ujar Barita.

Petani cabai merah di Desa Beringin, Deliserdang, Sudirman, membenarkan jika saat ini mereka sedang memasuki masa tanaman baru.

Produksi pun menurun dan baru akan kembali naik pada Agustus mendatang. "Baru tanam kita, mungkin akhir Juli atau awal Agustus baru mulai panen.

Di situ kemungkinan harga akan normal karena pasokan akan banyak," ungkap Surdirman.

Sementara itu, Wiyah (46) pedagang cabai di Pasar Pendidikan Medan, mengatakan permintaan masyarakat akan cabai merah cenderung menurun sejak kenaikan harga yang cukup signifikan.

Banyak warga yang memilih mengurangi pembelian atau beralih ke jenis cabai lainnya.

"Karena mahal pembelian turun. Yang dagang biasanya mengakalinya dengan cabai caplak. Sedikit tapi sudah pedas. Kita harap harga segera kembali normal agar omzet kita juga membaik," tutur Wiyah.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut