ACEH TENGGARA, iNewsPortalAceh.id - Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas PPKB) adakan pelatihan Orientasi bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kecamatan Babussalam, pada Rabu (29/3/2023).
Bertempat di Ruang Balai UPTD KB, Orientasi diikuti oleh TPK dari 27 Desa yang terdiri dari Bidan Desa, Kader TP PKK Desa, Kader Penyuluh KB dan Kader Posyandu Desa se Kecamatan Babussalam, adapun yang bertindak sebagai pemateri dalam kegiatan ini yakni Mariani, SKM., Juriah, dan Clara Sinta Bakara, SKM.
Pelatihan orientasi TPK dibuka langsung oleh Kepala DPPKB.
Dalam arahannya menyampaikan terima kasih dan apresiasinya atas terselenggaranya orientasi bagi tim pendamping keluarga di Kecamatan Babusalam.
TA Satgas PPS Aceh Tenggara, Fakhrur Razi menyampaikan bahwa Stunting sebagai isu strategis nasional, diharapkan TPK akan menjadi ujung tombak dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Aceh Tenggara.
Khususnya di Wilayah Kecamatan Babussalam.Karena berhasilnya turun angka stunting sangat ditentukan dari cara penanganan dan pencegahannya di tingkat bawah.
"Yakni di level terkecil adalah keluarga," tegasnya.
"Dengan adanya TPK ini, nantinya akan turun langsung ke lapangan sehingga mengetahui masalah yang ada di lingkup terkecil di tingkat Kute hingga keluarga," tambahnya sembari menyebut di tingkat Kabupaten ada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Berikan pemahaman, edukasi, dan pendampingan atau konseling kepada keluarga, mulai dari tingkat remaja, calon pengantin (Catin), calon pasangan usia subur, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Sehingga mereka akan memahami dan dapat merencanakan kehidupan berumahtangga yang sejahtera.
"Karena berencana itu keren," kata Fakhrur Razi.
Tambahnya, menyiapkan generasi yang berkualitas harus dimulai dari awal. Peran keluarga inilah hal yang perlu dioptimalkan, dalam membentuk generasi yang berkualitas dan unggul.
"Tugas dari TPK adalah mendampingi keluarga. Komunikasi, edukasi, dan laporkan. Sasarannya, yakni calon pengantin (catin), ibu hamil, pasca persalinan dan baduta/balita. Dengan harapan tidak akan ada stunting-stuntig baru di Kabupaten Aceh Tenggara," bebernya.
"Memastikan setiap calon pengantin (catin) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil," tegasnya.
Seribu hari kehamilan, adalah masa-masa penting dalam pemenuhan gizi seimbang. Menentukan stunting ada atau tidak.
"Dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi, hingga usia dua tahun," tukasnya.
Sembari menyebut stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama dan infeksi berulang.
Untuk itu, aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin dalam rangka penanganan stunting.
"Sebagai sarana pendampingan berbasis aplikasi TPK," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada pelatihan ini Tim Pendamping Keluarga juga dilatih pengunaan aplikasi Elsimil sebagai sarana pendampingan berbasis aplikasi.
Kegiatan orientasi ini dilakukan di Balai UPTD KB Babussalam, yang di cluster 2 selama 2 hari.
Editor : Jamaluddin