PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id - Pasangan nomor urut 01 calon Bupati dan calon Wakil Bupati Pidie Jaya di juluki sebagai pasangan "SABAR" singkatan dari H. Syibral Malasyi - Hasan Basri mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat luas.
Hal tersebut dikatakan M. Rissan alias 'Bang Brewok' bagaiman tidak, sebelum H. Syibral dan Hasan Basri menyatakan sikap maju sebagai kontestan pada pemilihan kepala daerah, Pidie Jaya dihadapkan akan ada perlawanan kotak kosong, dimana PA (Partai Aceh) sebagai partai pemenang pemilu legislatif 2024 mengusung Dr. Said Mulyadi sebagai calon Bupati dan Saiful Anwar sebagai calon Wakil Bupati.
Selain PA mereka juga didukung oleh beberapa partai nasional lainnya yang memperoleh kursi DPRK Diantaranya, Partai Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem dan PPP.
Dalam perjalannya, pasangan Said Mulyadi dan Saiful Anwar membuat sebuah gerakan dengan dugaan akan menghadirkan perlawanan kotak kosong di Pilkada 2024 kabupaten Pidie Jaya, dengan cara mencari dukungan dari semua partai peserta pemilu 2024, baik partai perolehan kursi DPRK maupun partai yang tidak mendapatkan kursi.
Namun hal itu sia-sia, dari 25 kursi di DPRK Pidie Jaya, hanya 19 kursi yang mendukungnya yaitu, PA 10 Kursi, Gerindra 2 Kursi, Demokrat 2 kursi, Golkar 1 kursi, PPP 2 kursi dan Nasdem 2 kursi.
Sedangkan untuk partai non kursi antara lain, PDI P, Gelora, Hanura, PSI, PKS, PDA , PBB dan Partai Ummat, Di sisi lain, pasangan "SABAR" menempuh perjalanan pelan tapi pasti, hanya mendapatkan 6 kursi dari partai perolehan kurus DPRK, diantaranya, PAN 3 kursi, PKB 2 Kursi dan PAS 1 kursi, serta mendapat dukungan dari 3 partai non kursi DPRK yang meliputi, PNA, Gabthat dan partai SIRA.
Bang Brewok, begitu pemuda gagah itu biasa disapa, pada Sabtu (02/11/2024) dini hari menilai majunya H. Syibral dan Hasan Basri dalam kontestasi Pilkada 2024 Pidie Jaya sebagai pertanda telah mematahkan konspirasi melawan kotak kosong.
"Kalau sempat perlawanan kotak kosong dalam pilkada, maka demokrasi di Indonesia sudah mati, dan untuk Pemilukada periode selanjutnya tidak perlu dilakukan pemilihan oleh masyarakat, cukup di pilih dan di tunjuk oleh anggota dewan saja," imbuh bang Brewok.
Lebih lanjut kata Dia, masyarakat menilai dalam pelaksanaan Pikada Pidie Jaya, H. Sibral dan Hasan Basri benar benar "Sibak Agam" alias gentleman. Karena secara perolehan kursi dan partai berbeda jauh bagaikan langit dan bumi.
"Beda jauh, 19 kursi lawan 6 kursi, kalau secara logika mustahil yang 6 kursi menang. Namun H. Syibral dan Hasan Basri malah berani melawan petahana, dan itu patut diacungi jempol," tutur Bang Brewok lagi.
Realitas di lapangan, selain parpol mereka (SABAR) mendapatkan dukungan dari bebagai elemen masyarakat secara bertubi-tubi, baik itu dari berbagai perkumpulan alumni Dayah, kaum ibu ibu, pemuda, pedagang, organisasi mahasiswa, bahkan hingga organisasi profesi yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai tim pemenangannya.
Masih menurut Bang Brewok, kalau dilihat di media sosial baik itu media online dan televisi lokal maupun nasional, elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu telah melampaui pasangan petahana.
Hal itu disebabkan mayoritas masyarakat Pidie Jaya sangat mendambakan adanya pergantian pimpinan yang mampu untuk melakukan perubahan, dan itu diyakini ada pada "Nyak Syi dan Nyak Hasan" (sebutan di masyarakat).
Apalagi, lanjut Dia, masyarakat menilai tidak ada pembangunan yang mampu menyinari keberadaan kabupaten Pidie Jaya selama 10 tahun sudah tampuk kepemimpinan dibawah kandidat rival SABAR.
"Ini yang sangat disayangkan, keberadaan kota Meureudu sebagai pusat kabupaten pun tidak jelas, padahal ada 3 petinggi yang tinggal di jantung ibu kota, tapi apa yang terlihat," ketua Rissan.
Editor : Jamaluddin