Lucu Tapi Serius! Drama Tudingan di Pidie Jaya Berujung Sindiran Tajam dan Tawa Netizen?

PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Dunia maya Pidie Jaya kembali berguncang — bukan karena gempa, tapi karena “adu pantun politik” antara tokoh-tokoh lokal yang lagi overdosis komentar. Tuduhan sana-sini berseliweran di medsos, dari urusan jalan berlubang sampai lapangan Merdu yang katanya “terlalu sepi buat nongkrong sore.”
Tapi tenang dulu, Mahlil seorang mantan pejabat tim sukses (yang kini juga jadi pentolan partai) akhirnya buka suara — dengan nada yang bisa bikin netizen geleng kepala sambil ngakak.
“Kalau mau nyalahin pemerintah, ya lihat dulu kalender. Bupati baru dilantik Februari, tapi APBK udah diketok duluan. Masa yang belum kerja udah dituding salah? Itu kayak nyalahin koki karena nasi goreng gosong padahal dia baru masuk dapur,” ujar Mahlil santai.
Menurut Mahlil, semua tudingan yang viral itu “kurang riset, lebih ke baper.” Ia menyarankan, sebelum bikin video atau status panjang lebar di medsos, mungkin sebaiknya baca dulu aturan pemerintahan — atau minimal Google-lah dulu istilah ‘kewenangan provinsi’.
“Jalan rusak yang dituding itu bukan tanggung jawab kabupaten, tapi provinsi. Jangan salah alamat kayak kirim paket ke tetangga,” katanya sambil tertawa kecil.
Soal MTQ Aceh ke-37 yang katanya “belum siap,” juga langsung dibantah mentah-mentah.
“Itu lokasi udah 95 persen rampung. Tinggal pasang spanduk sama kabel mic aja. Jadi jangan bikin warga panik, nanti dikira MTQ-nya diganti lomba debat medsos,” lanjutnya.
Masih belum selesai, tudingan soal “penggusuran pedagang kaki lima” di Lapangan Merdu juga dibantah.
“Itu bukan digusur, itu ditata. Supaya lapangan nggak kayak Tetris — pedagang di mana-mana, pembeli bingung mau lewat mana.”
Soal isu perombakan pejabat pun ikut disentil:
“Jangan heran kalau ada mutasi, itu hal biasa. Pemerintah bukan tim futsal, tapi harus tetap pakai prinsip Right Man on The Right Place. Kalau nggak cocok di posisi, ya geser — bukan ngambek.”
Mahlil juga menegaskan bahwa masyarakat Pidie Jaya justru yang paling berjasa dalam memenangkan pasangan SABAR pada Pilkada lalu.
“Jadi jangan ada yang merasa kayak Thanos politik yang bisa klaim ‘semua karena aku’. Rakyatlah yang berdaulat, bukan grup WhatsApp.”
Sebagai penutup, ia menambahkan:
“Kalau mau kritik, silakan. Tapi tolong, pakai data, bukan drama. Kita di Pidie Jaya ini mau bangun daerah, bukan nambah season baru untuk sinetron politik lokal.”
Editor : Jamaluddin