get app
inews
Aa Read Next : Ramadhan Berkah, PT Nafasindo Bantu dan Santuni Karyawan yang Memeluk Islam

Masjid Indrapuri Saksi Bisu Peradaban Islam hingga Perang Aceh

Selasa, 28 Maret 2023 | 13:12 WIB
header img
Masjid Tuha Indrapuri di Aceh Besar (Salman Mardira/Okezone)

BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id - Salah satu bukti peradaban Islam di Aceh adalah Masjid Tuha Indrapuri. Letaknya persis di bantaran Krueng (sungai) Aceh di Keude Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini menjadi saksi bisu peradaban Islam dan perang di Aceh.

Berada sekira 24 kilometer dari Kota Banda Aceh, Masjid Tuha Indrapuri memang memiliki daya tarik tersendiri baik dari sisi arsitekturnya yang masih sangat tradisonal maupun sejarahnya.

Ini merupakan salah satu masjid kuno atau tertua di Aceh. Masjid Indrapuri diperkirakan dibangun sejak 1207 Hijriah atau 1618 Masehi di atas bekas reruntuhan Pura masa pra Islam.

Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Masjid Indrapuri dibangun oleh Sultan Iskandar Muda yang memimpin Kesultanan Aceh pada 1607-1636 Masehi.

Konon sebelum dibangun masjid, lokasi ini merupakan salah satu Pura sekaligus benteng Kerajaan Lamuri. Lamuri merupakan kerajaan Hindu-Budha yang diyakini pernah berjaya di ujung Pulau Sumatera (sekarang Aceh) sebelu masuknya pengaruh Islam.

Pura itu diperkirakan sudah ada sejak abad ke 10 Masehi. Arsitektur Masjid Indrapuri cukup sederhana. Pengurus Masjid Indrapuri, Sarnadi mengatakan benteng yang kini dijadikan masjid tersebut terbuat dari batu bercampur batu dan tanah liat.

Maklum, saat itu belum dikenal perekat pasir seperti semen. Masjid Indrapuri bagian dalam (Salman/Okezone) Saat pembangunan masjid, Sultan Iskandar Muda mamasang 36 tiang penyangga bersama penopang atap.

Dari tiang tersebut masih terlihat beragam bentuk ukiran khas masa kerajaan kuno. Disamping itu bentuk atap masjid ini menyerupai piramida dengan empat atap dari bawah hingga paling pucuk.

Atap berbentuk piramida itu merupakan ciri khas masjid-masjid tradisional di Aceh. Disebut-sebut empat tingkat ini memiliki makna khusus dalam dunia ke Islaman.

“Empat tingkat atap melambangkan empat tingkatan ilmu Islam, mulai syariat, tarekat, hakikat dan makrifat,” kata Sarnadi beberapa waktu lalu.

Syariat yang dimaksud ialah hukum atau aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat muslim. Sementara tarekat dimaknai dengan jalan yang dilakukan untuk menjadi seorang taqwa.

Pada tingkat selanjutnya yakni hakikat atau kepercayaan sejati kepada Allah. Kemudian makhrifat adalah mengenal Allah.

Dalam tasawuf tingkatan ini seperti seorang sufi yang telah mencapai maqam, atau telah mendapat martabat di hadapan Ilahi. Masjid Indrapuri merupakan saksi bisu berbagai peristiwa penting sejarah.

Mulai dari jejak peradaban Hindu hingga masuk dan berkembangnya Islam di Aceh. Ketika Istana Dalam Kerajaan Aceh Darussalam di Banda Aceh berhasil dikuasai Belanda dalam agresi militer kedua tahun 1874, pusat pemerintahan Kerajaan Aceh berpindah ke Masjid Indrapuri.

Masjid I Karena istana sudah dikuasai musuh, Tuanku Alaidin Muhammad Daud Syah yang saat itu masih sangat belia, dilantik sebagai sultan kerajaan Aceh di masjid ini pada 1878, menggantikan Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874) yang sudah meninggal. Daud Syah merupakan sultan Aceh terakhir.

Masjid Indrapuri juga menjadi basis pertahanan pasukan Aceh saat berperang melawan Belanda. Serdadu kolonial sempat menguasai masjid ini, namun pasukan Aceh berhasil merebutnya kembali lewat pertempuran sengit.

Masjid Indrapuri kembali menjadi pusat ibadah sekaligus pengembangan ilmu keagamaan. “Masjid Indrapuri dibangun tanpa ada paku baut, semuanya dengan kayu yang di pasak.

Benar-benar bangunan kuno, banyak bangunan kuno tidak di paku, hanya dipasak, sesuai dengan zamannya saat itu,” sebut Sarnadi. Masjid ini berdiri di area 33.875 meter persegi.

Jika dilihat bangunan benteng, terdapat tiga lantai dengan lantai terakhir paling pucuk ialah bangunan masjid kuno di atas Pura, Masjid Indrapuri. Denah bangunannya berbentuk bujur sangkar, seukuran dua kali lapangan voli.

Keseluruhannya berkontruksi kayu, dihiasi ukiran unik. Tinggi bangunannya mencapai 11,65 meter. Memiliki 36 tiang penyangga berikut kuda-kuda penopang atap. Di depan masjid yang sudah di pugar ini terdapat kolam tempat wudhu, khas masjid-masjid Aceh masa lalu.

Berdasarkan kajian ilmiah, Masjid Indrapuri yang beratap triagle (segitiga) dan berkontruksi kayu tersebut memiliki kenyaman bagi orang yang berada di dalamnya.

Editor : Jamaluddin

Follow Berita iNews Portalaceh di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut